Berangkat dari Sebuah Catatan Kecil saya di Facebook, Tentang
"Bukti Bahwa Kita Satu", ternyata mengundang banyak komentar dari
Sahabat-sahabat saya Yulius
Nugroho(KRISTEN PROTESTAN), Chaterin
Selomith(KRISTEN KATOLIK), Ajeng
Tersenyum B'coz Him(ISLAM), Bagus
Kusuma(HINDU), Hairus
Saleh(Sufistik), Anwar
Khamaeni(ALL RELIGION), Fiqih
Kartika Murti(ISLAM). Sampai pada bahasan Cinta dalam perbedaan Agama, yang mana kita
akhirnya sampai pada satu titik terang tentang persamaan dalam perbedaan,
nah,,,!!! Blog ini saya Buat Berangkat dari usulan sahabat saya untuk membuat
forum diskusi/Curhat lebih tepatnya, dan disinilah kita belajar bersama,
bercerita bersama, mencari suatu kebersamaan yang indah dalam pandangan kita
yang Plural.
"Semoga Bermanfaat".
Berlandaskan pada Ideologi Bangsa “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang
secara jelas sekali menggambarkan kepada kita semua, bahwasanya pada hakikatnya
kita sama-sama percaya bahwa Tuhan itu Esa, Satu, dan Tunggal, Agama merupakan
jalan kita masing-masing, tetapi tujuan kita sama dan tetap Satu.
Apapun sebutannya, yang membedakan hanyalah sudut pandang serta
penilaian kita yang terbatas pada (teologi, filusuf dan saintis) tentang Tuhan,
karena sesungguhnya Ilmu Tuhan tidak terbatas seperti fikiran kita sebagai
manusia, diibaratkan seperti Bapak kita, kita menyebutnya “Ayah” dari sudut
pandang kita sebagai anak, ibu kita menyebutnya “Papa, Cinta, Sayang dll” dari
sudut pandang dia sebagai istri, nenek/kakek kita menyebutnya “Anak” dari sudut
pandang mereka sebagai orang tua, dan begitu juga dengan Om/Tante kita
menyebutnya “Kakak/Adik” dari sudut pandang mereka sebagai saudara, sebutan
yang berbeda karena didasarkan pada posisi dan sudut pandang, pelakunya atau
Objeknya tetap satu yaitu “Bapak kita”(Kecuali bapaknya banyak, hasil gotong
royong,,,hehehee maaf intermezo saja), Hmm.... ya seperti itulah kita
menginterpretasikan Tuhan menurut akal fikiran kita, dan Tuhan Maha Tau dia
pasti memaklumi ini semua.
· Seperti kata temenku Maz Bagus (Hindu) :
Bagaimanapun kita sebagai hambaNya hanyalah makhluk cerdas yang mempunyai
daya nalar terbatas. itulah yang membuat perbedaan pendapat dan pandangan
(intra- dan inter- religion) itu berbeda. jangankan pada ajaran2 Beliau, pada
sebuah batu sungai saja, 2 manusia bisa mempunyai pendapat dan pandangan yang
berbeda. namun, batu itu tetap saja batu. selain itu, sekali lagi saya mohon
maaf, kali ini agak ekstrim, dalam nalar saya, agama itu adalah hasil dari
keterbatasan pandangan manusia dalam melihat, memahami, dan menghayati hakekat
Tuhan itu sepenuhnya dan sebenarnya. Keterbatasan pandangan manusia, ditambah
dengan sentimen2 pribadi, politik, intrik, dan hal2 duniawi lainnya, termasuk
keindahan, norma2 masyarakat, dan keteraturan, itulah yg menjadikan sebuah
"Agama".
· Dan menurut temenku Hairus Shaleh (seorang
yang sedang belajar sufistik): Tuhan itu adalah tuhan buatan manusia itu
sendiri (nisbi). bukan Tuhan yang sesungguhnya.. kenapa demikian? manusia
mencari sesuatu dengan akalnya (dalam pandangan teolog, failasuf, saintis dll).
akal itu adalah bagian dari alam (makhluk selain Tuhan), karena ia bagian dari
alam, maka ia adalah alam. sedangkan sesuatu yang bersifat alamiyah itu hanya
bisa menjangkau apa yang sederajat dengannya yaitu alam juga. sedangkan kita
tahu -baik menurut ilmuan islam dan al qur'an itu sendiri- bahwa Tuhan itu
diluar alam, sehingga tidak mungkin manusia menangkapnya. artinya Tuhan yang
manusia maksud adalah tuhan buatan yang bukan hakiki, sehingga wajar kalau pandangan
tiap kaum tentang Tuhan itu berbeda. tetapi Tuhan memaklumi hal itu, karena
Tuhan tahu kekurangan manusia.