• All
  • Blog Apa Ini?
  • Blog Lainnya

gravatar

Hasil Diskusi Kami Tentang Cinta Beda Agama


Fiqih Kartika Murti gmn dg cinta yg beda agama?
Chaterin Selomith Pertanyaan yg bagus...hayoo jawab mamang... Hahahaa
Malaikat Utara MenurutQ Scra hkum syari'at memg tdk d perbolehkn, tp scra Hakikat itu tdk ad mslah. krn Cinta itu Anugerah dr Tuhan.
Malaikat Utara Tuhan yg Berkehendak mnghadirkan cinta diantra 2 org mnusia, jd mnusia tdk brhak mnyalahkan aplgi mnghalangix.
Malaikat Utara Tuhan tdk prnh mlihat prbedaan diantara qt, dan apabila Tuhan sudah berkehendak menghadirkan Ciinta diantara 2orng manusia, maka mnusia2 yang lainnya tdk punya hak untuk menghakimi benar atau salah, krn mnusia2 itu tdk pnya daya dan upaya untuk menentukan kbenaran yg sejati.
Fiqih Kartika Murti cinta memang tak salah
Tp norma yg menyalahkan
Malaikat Utara Cinta itu dr Tuhan, Norma itu aturan yg dibuat oleh mnusia
Fiqih Kartika Murti tp Tuhanpun pny larangan
Malaikat Utara Larangan untuk hal yg berdosa,,,apakah mencintai dan dicintai dosa???
siapa yg menciptakan cinta?
apakah qt akan menyalahkan Tuhan yg tlah mndtangkan cinta itu? krn qt brfkir bwha qt mncntai org yg slah???
Malaikat Utara Tuhan tdk prnah slah dlm berkehendak kpd siapa dan diantara siapa dia akn mnganugerahkn cinta
Fiqih Kartika Murti tp kan gag bisa bersatu krna perbedaan it
Malaikat Utara Kmbali pd individu msing2 dlm mnyikapi prbedaan yg ad. klo aq sih no problem.
Chaterin Selomith SETUJU mang...I like your mind,, top deh pkokx.
Smua yg trjd pd qt di dunia ini tdk lain krn campur tangan Tuhan,, mengapa Tuhan menghadirkan cinta diantra 2 org itu klo tdk utk dipersatukan?? Perbedaan itu sngat indah...aplg bagi org pintar yg mampu mempersarukan perbedaan itu. Cinta yg hadir dlm perbedaan itu istimewa mnurut ∂ķΰ ...
Ajeng Tersenyum B'coz Him Karena saya wayang dalam statement anda. Dan saya yg benar2 paham tentang kehadiran anugrah yg patut dipertanyakan. Mungkin soal benar dan salah manusia tidak pantas dan patut menghakimi, tp ketika berhadapan langsung dg realita rasanya statement anda perlu disesuaikan dg kondisi yg ada.
Ajeng Tersenyum B'coz Him Ketika semua orang yg mengalami love in different religi ketika itu pula rasa "keakuan" mereka muncul dan tidak disalahkan jika rasa itu semakin kuat ketika tau adanya tembok besar. Seperti Marcell berkata dalam lagunya yg berjudul "peri cintaku" : Tuhan memang 1, kita yg tak sama haruskah aku lantas pergi meski cinta TAKKAN BISA pergi.

Rasanya mustahil menyatukan ini di negara kita karena semakin dirasa indonesia menganut paham islamisme. Kebanyakan dr aturan yg mereka terapkan ada dalam islam. Tapi dalam nasrani pun telah di sebutkan bahwasannya rasa cinta yg menuju pernikahan beda agama pun tidak mendapat jalan tol tertuang pada alkitab 7:3.

Dan seperti itulah manusia mengambil penafsiran adanya larangan dalam Qs. al baqarah yaitu "janganlah kamu menikah dg orang musyrik, dan sblikny jgnlah km menikahi wanita musyrik"
{maf saya singkat} nah,di sini anggapan agma islam adalah musyrik it orang yg blum memeluk ajaran islam, padahal telah ditanamkan dr belia bhwa musyrik it sama dg ajaran yg tidak meng esakan allah, dan sebaliknya tiap agama punya allah. Dimana letak penafsiran ini?

Yg saya rasakan sat ini adalah hempasan rasa yg tak tahu ditempatkan dimana.
Fiqih Kartika Murti hayo maz mamang d jawab
Sampek nangis lo ajeng
Chaterin Selomith Tuhan mengajarkan qt utk mngasihi dn mencintai sesama qt dgn TANPA batasan,, bahkan Tuhan jg mengajarkan utk mengasihi org2 yg jahat sm qt. Mengapa hrus ªϑa̲̅ musyrik jika kalian tau klo tiap agama itu mengenal Tuhan. Tdk ªϑa̲̅ agama yg terbaik...krn di tiap agama tersimpan kasih ALLAH.
Memang sebaikny mnusia mnikah dgn org yg seiman, ini bkn haram melainkan hnya cara manusia untk meminimalkan adanya perbedaan dlm kluarga.
Dlm greja katolik...2 insan yg saling mencintai wajib dipersatukan tanpa memandang perbedaan agama. Iman itu antara mnusia dgn Tuhan...bkn mnusia dgn mnusia,,iman itu tdk tampak...tersimpan dlm hati dn yg tau hanya kita dan Tuhan.
Malaikat Utara buat ajeng tu udh d jwb sma tmenq,,,!
@nimz: yupz btul bngetz. krn hnya Tuhan yg tw itu.
Malaikat Utara Qt sbg Mnusia jng skali2 mnjdi Tuhan dg mnghukumi ssuatu benar/salah, mnrut pndangan qt sja.
Malaikat Utara prbdaan itu trjdi krn qt memandang/mnghkumi org lain dr sdut pndang/aturan qt sndri, tdk scr plural.
Ajeng Tersenyum B'coz Him Oke, membahas tentang ajaran. Semua memang mengajarkan kebaikan dan esensi nya sama ketika perbdaan it mengESAkan materi yg sama yaitu Tuhan.

Dan disini pola fikir manusia yg menjdi tolak ukur boleh tidaknya.

Dalam kondisi seperti apapun tidak ada yg bs menyalahkan Dia sbgai sutradara dlm rasa yg tmbuh dlm perbdaan. Tp tetap saja di negara kita "pohon natal tidak akan bisa dihiasi dg ketupat"

dan mengutip dr pendapat mbak, memang benar seperti itu, tetapi perlu diperhatikan bhwasannya cinta itu memicu adanya "keakuan"


Chaterin Selomith Andai aj org Indonesi sadar akn semboyan yg dibuat sndri "Bhineka Tunggal Ika"

Sbnarx ini cm msalah prinsip dr msing2 individu, jika individu mau dn mampu mnerima perbedaan mka tdk akn ªϑa̲̅ msalah baik itu cinta dll.

Tp apbila individu itu trlalu kolot dn tdk mau mnerima perbadaan yaa itu kmbali pd diri msing2, hidup itu pilihan kok. Dn pilihan yg kalian pilih nantix tdk lain adlh campur tangan Tuhan.

So...qt ikut'in aj arus skenario dari yg maha kuasa... Apapun yg trjadi pd diri qt nantix...itulah takdir qt.

smileBagus Kusuma maaf, saya tiba2 tergelitik nimbrung, saya cuma pingin memberi pendapat aja, saya bukan orang pandai agama, jd klo dirasa kurang pas, monggo di-ignore aja smile menurut saya, memang Tuhan itu SATU, TUNGGAL, ESA, dan berbagai kata yg menggambarkannya. meskipun begitu, bagaimanapun kita sebagai hambaNya hanyalah makhluk cerdas yang mempunyai daya nalar terbatas. itulah yang membuat perbedaan pendapat dan pandangan (intra- dan inter- religion) itu berbeda. jangankan pada ajaran2 Beliau, pada sebuah batu sungai saja, 2 manusia bisa mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda. namun, batu itu tetap saja batu. selain itu, sekali lagi saya mohon maaf, kali ini agak ekstrim, dalam nalar saya, agama itu adalah hasil dari keterbatasan pandangan manusia dalam melihat, memahami, dan menghayati hakekat Tuhan itu sepenuhnya dan sebenarnya. Keterbatasan pandangan manusia, ditambah dengan sentimen2 pribadi, politik, intrik, dan hal2 duniawi lainnya, termasuk keindahan, norma2 masyarakat, dan keteraturan, itulah yg menjadikan sebuah "Agama". Soal percintaan beda agama, hmmm.....rodo abot iki, soale aku single grin hehehe. Tidak ada satu agamapun yang rela kehilangan umatnya, dan tidak ada satu agamapun yang tidak bahagia ketika umatnya bertambah, dengan dalih apapun. yang perlu diperhatikan disini, jdikan cinta sesejati hakikatnya cinta, dan untuk agama, kembalikan kepada individu2 yang terlibat, apabila ada yg merasa "terpanggil" mengikuti pasangannya, monggo, apabila tidak, juga monggo. hidup kita ini sudah satu set dengan yang namanya "pilihan-pilihan" dan "konsekuensi-konsekuensi atas pilihan yang diambil", tinggal rekan-rekan yang bercinta BERANI atau TIDAK, memilih dan menerima konsekuensi pilihannya. sedikit Quote dari Atharwa Weda dlm bhsa inggris
" Love is My highest Miracle. Love can make you gather the affection of all mankind. Love will not tolerate any selfish aim or approach, Love is God. Live in Love. Then all is right; all can be well.”

Om Shanti Shanti Shanti Om (May Peace given for our hearts, our universe, forever)
Chaterin Selomith Mas bagus kusuma...terima kasih,,sya stuju. smile
Hairus Saleh tmn2 yg sy hormati.. pluralitas (berbeda dg pluralisme yg dipahami HTI dan kaum radikal lainnya) itu merupakan hipotesa dari tesa dan antitesa kaum religius yang dilandaskan pada metode induksi.. dalam kasus islam misalnya.. para teolog (al ghazali, ibn sina, ibn rusyd dan termasuk asy'ari dll) maupun fuqaha sepakat bahwa sejauh apa pun manusia memikirkan dzat Tuhan, sejauh itu pun manusia hanya akan menghasilkan ilustrasi -tashawwur (dalam bahasa mantiq)- tentang tuhan pribadi yang mereka konsepsikan sendiri. dalam istilah lain tuhan itu adalah tuhan buatan manusia itu sendiri (nisbi). bukan Tuhan yang sesungguhnya.. kenapa demikian? manusia mencari sesuatu dengan akalnya (dalam pandangan teolog, failasuf, saintis dll). akal itu adalah bagian dari alam (makhluk selain Tuhan), karena ia bagian dari alam, maka ia adalah alam. sedangkan sesuatu yang bersifat alamiyah itu hanya bisa menjangkau apa yang sederajat dengannya yaitu alam juga. sedangkan kita tahu -baik menurut ilmuan islam dan al qur'an itu sendiri- bahwa Tuhan itu diluar alam, sehingga tidak mungkin manusia menangkapnya. artinya Tuhan yang manusia maksud adalah tuhan buatan yang bukan hakiki, sehingga wajar kalau pandangan tiap kaum tentang Tuhan itu berbeda. tetapi Tuhan memaklumi hal itu, karena Tuhan tahu kekurangan manusia. hal ini tidak hanya dialami islam, tetapi juga penganut monoteisme lainnya seperti yg telah dijelaskan secara ilmiah oleh karen amstrong dalam sejarah Tuhan..
Hairus Saleh sekilas tentang islam: Muhammad tidak pernah mencetuskan bahwa ajarannya itu diinstitusikan menjadi islam, dalam artian islam sebagai sebuah nama agama. islam pada masa itu adalah sebuah istilah yang menaungi setiap ideologi yang memasrahkan seluruhnya kepada Tuhan yang maha esa. islam itu adalah kepasrahan sepenuhnya kepada Allah. dengan demikian muslim ialah manusia yang memasrahkan dirinya kepada ajaran-ajaran Tuhan yang maha esa (Allah). kata Allah di sini adalah ma'rifah yang nakirahnya ialah ilahun. kata ma'rifah di sini ialah yang membedakan antara Tuhan yang maha esa dengan Tuhan yang maha jamak, yang pada saat itu banyak dianut kaum quraisy.. sehingga kata musyrik itu diartikan sebagai orang yang menyekutukan keesaan Tuhan..
Malaikat Utara Hairus Saleh lanjutkan bro,,,!!!
jlaskan inti/ ksimpulan dr cinta/prnikahan beda agama, biar gk ngambang!!!
Hairus Saleh udah bisa menyimpulkan mungkin bro.. penjelasan di atas udah jelas.. berdasarkan analisis di atas tuch. bahwa mencintai dan nikah selain agama ya tidak ada masalah, asalkan tetap "islam". islam dalam arti yang sudah dijelaskan di atas. dengan argument ontologinya yang telah dijelaskan di artikel yang lebh awal.. tentang Tuhan...
Malaikat Utara Hairus Saleh : artinya islam pada masa itu adalah sebuah istilah yang menaungi setiap ideologi yang memasrahkan seluruhnya kepada Tuhan yang maha esa
Siiiepp Hebat,,,!!! gk sia2 gua ngajarin loe,,,Hahahahaaa
Yulius Nugroho numpang tanya, apakah pluralitas bisa terlepas dari falsafah local (dalam hal ini Indonesia, dengan falsafah Binneka Tunggal Ika)? sehingga menurut analisa saya pluralitas yang dibicarakan sedari tadi terlihat sebagai nilai-nilai moral universal yang kurang melihat falsafah local, meskipun secara implisit terlihat, tpi kurang jelas. tolong pencerahan hehehe. dari manakah pemahaman pluralitas terbentuk? dari esenssi setiap ajaran apakah dari sumber lain? tolong penjelasan. trima kasih. saya suka dengan "forum diskusi ini".
Anwar Khamaeni wedew...
bahas nikah beda agama, bukankah dalam semua agama pernikahan itu sesuatu yang sakral dan bernilai ibadah? lalu, kalau melarang orang menikah karena tidak seiman, apakah bukan berarti melarang orang untuk beribadah?
dalam kaitannya dengan dalil, mohon jangan dikutip teksnya saja. Bukankah dalam penurunan ayat (dalam tiap agama), tak lumput dari konteks? mengkaji sisi tekstualnya saja, bukankah sama artinya menurunkan kualitas makna dalil itu sendiri?

soal pluralisme, bukankah berangkat dari akar kata plural yang berarti beragam, jadi kenapa harus dilawankan dengan pandangan local-universal?
Yulius Nugroho sudah jelas memang pluralisme berasal dari akar kata plural. bukan diperlawankan dengan pandangan local, namun bagaimana hubungan pluralisme (nilai universal) dan kebijakan local (local wisdoms) di pahami? karna tidak dapat dipungkiri kita hidup dalam konteks tertentu. saya setuju agar ayat-ayat suci diinterpretasi ulang, tidak hanya sebatas harafiah, namun melihat konteks ditulisnya ayat-ayat tersebut. Nuwun
“Maka Wajar kalau pandangan tiap kaum tentang Tuhan itu berbeda. tetapi Tuhan memaklumi hal itu, karena Tuhan tahu kekurangan manusia”.